Kawasan Pertapan Pangeran Bahurekso dan Raden Sulamjono |
Di Banyuwerno, desa Wates, kecamatan Wonotunggal terdapat kawasan yang pernah digunakan untuk pertapaan Pangeran Bahurekso dan Raden Sulamjono. Tokoh yang bernama Pangeran Bahurekso ini cukup terkenal dengan kisah legenda di Kabupaten Batang.
Pengeran Bahurekso atau dikenal Ki Bahurekso adalah panglima perang Mataram Islam. Pada abad ke 17 setelah berhasil membuka Alas Roban dan membuat bendungan di Sungai Lojahan, Ki Bahurekso kembali diperintah oleh Sultan Agung Mataram untuk menjemput Dewi Rantan Sari di desa Kalisalak. Dewi Rantan Sari akan diperistri oleh Sultan Agung.
Saat melakukan penjemputan di desa Kalisalak ternyata Dewi Rantan Sari lebih suka kepada Ki Bahurekso, begitu juga Ki Bahurekso suka kepada Dewi Rantan Sari. Dewi Rantan Sari mengancam bunuh diri jika dirinya dibawa menemui Sultan Agung. Akhirnya Ki Bahurekso membawanya kesebuah tempat yang bernama Banyuwerno desa Wates. Konon tempat ini pernah ada goanya namun hingga kini belum ditemukan keberadaannya.
Dewu Rantan Sari mencari air dan menemukan sumber air yang berwarna. Kemudian dia mengambil untuk digunakan membersihkan beras. Akan tetapi berasnya tidak dapat matang saat dimasak. Beras itu kemudian dibuang dan berubah menjadi batu. Atas kejadian itu Dewi Rantan Sari memberitahu Ki Bahurekso. Ki Bahurekso kemudian mandi di belik tersebut dan mendapatkan kekuatan. Mulai kejadian itu Ki Bahurekso menyebut mata air itu Belik Banyuwerno.
Hingga kini dipercaya jika seseorang melihat air yang ada di penampungan Belik Banyuwerno berwarna, maka akan mendapatkan rezeki dalam bentuk keselamatan maupun lainnya.
Belik Banyuwerno |
Belik Banyuwerno |
Batu Beras. |
Raden Sulamjono adalah putra dari Ki Bahurekso dan Dewi Rantan Sari. Raden Sulanjono memiliki kisah asmara dengan Sulasih dari Kalisalak. Namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahureksa. Akhirnya Raden Sulamjono bertapa di Banyuwerno, dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantansari atau ibu dari Raden Sulanjono yang memasukkan roh bidadari ketubuh Sulasih. Pada saat itu pula Raden Sulanjono yanng sedang bertapa ditemui oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan antara Sulasih dengan Raden Sulanjono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren Sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci atau ( perawan ).
Hingga kini setiap tanggal 11 Mulud diadakan khoul di Kawasan Pertapan Pangeran Bahurekso dan Raden Sulamjono.
Tempat Pertapan Raden Sulamjono |
Batu yang Digunakan Raden Sulamjono Bertapa |
Tempat Pertapan Raden Sulamjono |
Bangunan adalah petilasan Rumah Bahurekso |
Pengurus Kawasan Pertapan |
Referensi Kisah : http://sulanjono.blogspot.com
0 komentar :
Posting Komentar